Rabu, 08 Agustus 2012

KONFLIK INDIA - PAKISTAN

NAMA                       : SUKMIKA MARDALENA
NIM                            : 1101111494
JURUSAN                 : HUBUNGAN INTERNASIONAL
MATA KULIAH      : POL. DAN PEM. NEGARA ASIA SELATAN – Kelas A

KONFLIK INDIA - PAKISTAN
Perang India-Pakistan merupakan perang yang terjadi antara India dan Pakistan sejak Agustus 1947. Terdapat tiga perang utama dan satu perang kecil antara kedua negara. Tiap perang ini disebabkan oleh wilayah Kashmir yang diperdebatkan, dengan pengecualian Perang India-Pakistan 1971 yang disebabkan oleh masalah wilayah Pakistan Timur.
Perang Yang Terjadi :
  1. Perang India-Pakistan 1947: Pakistan merbut 1/3 Kashmir (Pakistan mengklaim Kashmir sebagai wilayahnya) dengan bantuan Pashtun. Hindu dan Sikhs dihilangkan dari Kashmir Pakistan. India membalas dengan mengirim pasukan ke Gurdaspur.
  2. Perang India-Pakistan 1965: Pasukan Pakistan berusaha memasuki teritori Kashmir India untuk memicu pemberontakan oleh Kashmir. Rencana ini gagal dan penyusup dapat ditemukan, sehingga India membalas hal ini. Perang ini diakhiri dengan gencatan senjata, dan India dapat merebut sedikit teritori Pakistan.
  3. Perang India-Pakistan 1971: Bangladesh meminta kemerdekaan dari Pakistan. Tentara Pakistan melakukan pembunuhan dan pemerkosaan besar di Bangladesh dan genoside penduduk Bengali. Jutaan pengungsi pindah ke India. India membantu Mukti-Bahini Bangladesh dan menaklukan Pakistan, sehingga Bangladesh merdeka dan Pakistan menyerah seluruhnya.
  4. Perang India-Pakistan 1999, juga disebut "Perang Kargil": Tentara Pakistan dan beberapa pemberontak Kashmir merebut pos tentara India. India membalas dan merebut kembali pos itu. Tekanan internasional terhadap Pakistan membuatnya mundur. Perang berakhir dengan India merebu Kargil dan isolasi diplomatik Pakistan.
Pandangan Dunia Internasional terhadap Konflik Kashmir
1.      Amerika Serikat
Amerika Serikat (AS) mengatakan, pihaknya memiliki "perhatian besar" tentang situasi di Kashmir, tetapi mengisyaratkan bahwa pihaknya tidak akan berusaha menengahi konflik wilayah Himalaya antara Pakistan dan India itu.
Para pejabat yang jarang berbicara secara terbuka tentang Kashmir yang India anggap satu masalah domestik. Namun, Pakistan mengajukan masalah itu secara tegas dalam perundingan-perundingan tingkat pejabat tinggi dengan Amerika Serikat yang bertujuan untuk meningkatkan kemitraan kedua negara yang sering terganggu itu.
Dalam konflik Kashmir ini, AS malah mendampingi Rusia membantu India. Di sinilah kepentingan politik AS bermain. Ketika kelompok Islam yang dijadikan sasaran, maka AS akan dengan gencar memberikan dukungan.Amerika Serikat sebagai negara adidaya, memiliki tingkat  pressure yang sangat kuat, sehingga mampu menundukkan mantan Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif. Dalam pernyataanya, NawazSharif menjanjikan akan menarik pasukan Pakistan dari wilayah Kashmir. Tentu saja pernyataan Sharif tersebut mendapat tanggapan keras, baik dari para pejuang Kashmir maupun dari masyakat Pakistan.Dus, akhirnya Nawaz Sharif terguling dalam sebuah kudeta tak berdarah yang dipimpin Jenderal Pervez Musharraf.

2.       Rusia
India dalam perjalanan sejarahnya selalu melakukan aliansi politik dengan Soviet (kini Rusia). Keberpihakan kapada Soviet ini menjadikan India berada di Blok Timur (Komunisme) dan berseberangan dengan Blok Barat (AS). Namun pasca leburnya perang dingin dengan ditandai runtuhnya Uni Soviet (sebagai kekuatan Komunisme/Blok Timur) yang menjadikan AS  satu-satunya negara adikuasa, telah merubah haluan keberpihakan AS.  Dalam konflik Kashmir ini, AS malah mendampingi Rusia membantu India. Di sinilah kepentingan politk AS bermain. Ketika kelompok Islam yang dijadikan sasaran, maka AS akan dengan gencar memberikan dukungan.

3.       Indonesia
Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif, sehingga Indonesia selalu mendukung penyelesaian konflik dengan jalan damai dan tidak memihak salah satu pihak yang bersengketa. Dalam konflik Kashmir, Indonesia diminta oleh Pakistan untuk membujuk India untuk mengakhiri konflik tersebut. Pemerintah Indonesia tetap mendukung segala bentuk penyelesaian konflik dengan damai.

4.       RRC
RRC dan India memiliki sejarah suram antar keduanya dan mencapai klimaksnya pada Perang Cina – India. Perang perbatasan Cina-India berakhir dengan kekalahan tragis militer India. Hal ini mendorong India untuk mengembangkan militernya baik konvensional maupun non-konvensional dengan kemampuan untuk menghadapi Cina. Langkah ke arah ini dapat dilihat misalnya dengan rencana pengadaan 300 TUT T-90, yang jelas dimaksudkan untuk pertahanan menghadapi Cina. Sekali pun keadaan  antara India dan Cina mulai mencair, serta hubungan kedua negara bertambah baik terutama sejak kunjungan Jiang Zemin November 1996, namun sangat jelas bahwa India masih menganggap Cina sebagai ancaman. Entah itu dari analisis militer atau pun hanya sebagai alasan untuk mengembangkan kekuatan militer-nya, yang jelas proyeksi militer India ditujukan untuk menyaingi kekuatan militer Cina.
Satu hal yang paling jelas adalah pernyataan para petinggi India pasca percobaan nuklir Pokhran II tahun 1998, bahwa alasan dari pengembangan militer India adalah untuk menghadapi ancaman Cina. Tak kurang PM Atal Behari Vajpayee dan Menteri Pertahanannya, George Fernandes memberikan pernyataan tersebut, yang kemudian disikapi dengan kemarahan besar dari para pejabat Cina. Sekali pun kemudian pernyataan tersebut dibantah oleh India. Membaiknya hubungan Cina-India kemungkinan tidak lepas dari upaya Cina untuk menjamin keamanannya di Barat Laut, menjelang Invasi ke Taiwan. Bukan rahasia lagi bahwa Cina tengah mempersiapkan Invasi ke Taiwan dan mungkin juga ke Kepulauan Cina Selatan yang merupakan bagian dari 'urusan dalam negeri' Cina. Dan keberadaan India yang bermusuhan sangat menghalangi hal ini. Cina harus menjamin persahabatan dengan India sebelum dapat membereskan 'urusan dalam negerinya'.

Konflik Punjab
Seiring dengan konflik antara India dan Pakistan berkembang jugalah ajaran Sikh yang berasal dari daerah Punjab yang juga menjadi persoalan bagi India dan Pakistan. Agama ini berkembang terutamanya pada abad ke-16 dan 17 di India. Kata Sikhisme berasal dari kata Sikh, yang bererti “murid” atau “pelajar”. Kepercayaan-kepercayaan utama dalam Sikhisme adalah:
  1. Percaya dalam satu Tuhan yang pantheistik. Kalimat pembuka dalam naskah-naskah Sikh hanya sepanjang dua kata, dan mencerminkan kepercayaan dasar seluruh umat yang taat pada ajaran-ajaran dalam Sikhisme: Ek Onkar(Satu Tuhan).
2.       Ajaran Sepuluh Guru Sikh (serta para cendekiawan Muslim dan Hindu yang diterima) dapat ditemukan dalam Guru Granth Sahib.
Sikhisme dipengaruhi pergerakan perubahan dalam agama Hindu (misalnya Bhakti, monisme, metafisika Weda, guru ideal, dan bhajan) serta Islam Sufi. Agama ini berangkat dari adat-adat sosial dan struktur dalam agama Hindu dan Islam (contohnya sistem kasta dan purdah). Filsafat dalam Sikhisme bercirikan logika, keseluruhan (bersifat komprehensif), dan pendekatan yang sederhana terhadap masalah-masalah spiritual mahupun material. Teologinya penuh kesederhanaan. Dalam etika Sikh, tidak ada konflik antara tugas peribadi terhadap diri sendiri dengan masyarakat.
Kaum Sikh yang berada di Punjab tersebut harus mengalami beberapa peperangan demi menjaga kehidupan dan kepercayaan mereka. Pada abad ke 18, Punjab dipimpin oleh raja Sikh : Maharaja Ranjit Singh. Kerajaan Sikh tidak bertahan lama (1779-1839),  karena pada tahun 1849 kekuasaan Singh dikalahkan oleh Inggris.Di masa kolonial Inggris, masyarakat daerah Punjab adalah masyarakat plural. Muslim di daerah Barat, Hindu di daerah Timur dan Sikh di tengah-tengah.
Dibawah kekuasaan Inggris, kaum Sihk menjalin hubungan yang baik  dengan Inggris. Bahkan banyak masyarakat Sikh yang mengabdi kepada Inggris di dalam Angkatan Bersenjata. Namun hubungan baik antara Sikh dan Inggris berakhir karena peristiwa pembunuhan masssal Amritsar. Dimana pada bulan April 1919, pasukan Inggris yang dipimpin oleh Jenderal E H Dyer, melepaskan tembakan tanpa peringatan kepada 10.000 orang yang sedang melakukan protes. Pada saat itu sekitar 400 orang terbunuh dan sekitar 1000 orang terluka. Hingga akhirnya kaum Sikh memutuskan untuk bergabung dengan India karena tidak mampu untuk membangun negara sendiri.
Pada akhir abad ke 19 kelompok Hindu dan Sikh mulai terlibat konflik Ambisi kelompok Sikh untuk membentuk negara sendiri ditentang oleh India. Munculah sebuah gerakan baru oleh kaum sihk  yang bernama gerakan Khlistan. Gerakan Khalistan adalah gerakan yang menuntut dibentuknya negara Sikh (Khalistan) di Punjab.
Melihat hal tersebut Indira Gnadhi mengirimkan pasukannya untuk mengepung kuil emas milik kaum sikh. Diperkirakan sekitar 5000 orang sipil, termasuk Bhindranwale,  dan 700 tentara meninggal. Tentara juga menyerang 40 tempat pemujuan (gurudwara) lainnya yang dicurigai sebagai tempat persembunyian aktivis Sikh lainnya. Kuil Emas mengalami kerusakan hebat, termasuk hilangnya sejumlah manuskrip dan artefak.
Seluruh komunitas Sikh, bukan hanya di India tetapi diseluruh dunia, mengecam tindkan yang diambil oleh pemerintah dan tentara India. Sejumlah orang Sikh yang bekerja di militer, di parlemen dan di institusi pemerintah lainnya berhenti bekerja. Pemerintah India mengambil kebijakan untuk membangun kembali kuil emas, namun tindakan ini hanya dipandang sebagai bentuk hinaan baru terhadap kelompok Sikh.
Namun saat ini hubungan kelompok Sikh dengan pemerintah sudah berangsur pulih, terlebih dengan terpilihnya Manmohan Singh, seorang Sikh, menjadi Perdana Menteri India. Perselisihan dengan keluarga Gandhi pun menghilang terutama tidak ada keluarga Gandhi yang terlibat aktif dalam dunia politik pasca kematian Rajiv Gandhi hingga naiknya Sonia Gandhi menjadi pemimpin INC (1991-1998). Punjab tetap memiliki arti penting bagi INC. Walaupun partai Akali Dal (lawan INC) bermarkas di Punjab, INC memenangkan suara terbanyak pada pemilu tahun 1993. Rekonsiliasi INC dengan Sikh juga dipelopori oleh Sonia Gandhi, yang ketika memimpin INC pada tahun 1998 kerap melakukan perjalanan ke tempat2 pemujaan Sikh di Delhi untuk meminta maaf kepada masyarakat Sikh.

Tidak ada komentar: